Kelompok
3 Kelas C/V
CARA
MERANGSANG KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA AUD
Dosen : Ramadhana Komala, M.Si.
Disusun Oleh :
Arini Asari 1611070130
Devi Kurniawati 1611070119
Siti Komariyah 1611070155
Weny dwi Lestari 1611070140
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap anak usia dini memiliki kecerdasan dalam diri mereka, dan kecerdasan
ini sangat penting untuk di kembangkan. Menurut Gardner ada 8 kecerdasan (Multiple
Intelligences) dan salah satunya adalah logika matematika (Logical - Mathematical)
yang mana pada kecerdasan ini mengutamakan pengenalan angka, lambang bilangan, numberic.[1]
Kecerdasan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan aspek kognitif anak, maka
dari itu sangat penting untuk menentukan rangsangan atau stimulus apa yang akan
digunakan dalam meningkatkannya.
Anak usia dini sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan ini,
agar di masa yang akan datang anak dapat menentukan skill serta pekerjaan yang
cocok untuknya. Dalam hal ini ransangan atau stimulus yang banyak digunakan
adalah dengan bermain, mengapa bermain? karena dengan bermain anak akan nyaaman
dan tidak tertekan dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika, dan
permainan adalah salah satu media yang sangat berperan penting untuk
meningkatkan berbagai aspek dan kecerdasan anak.
Merangsang atau menstimulus kecerdasan logika matematika anak, membutuhkan
strategi dan metode yang sesuai baik dengan usia maupun kemampuan anak. Maka,
sangat perlu dilakukan penilaian dan asessment untuk mengetahui seberapa
meningkatnya kecerdasan anak, sehingga kita dapat menentukan strategi serta
metode yang digunakan untuk merangsang kecerdasan logika matematika anak usia
dini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian stimulus? ;
2.
Bagaimana
cara merangsang kecerdasan logika matematika AUD? ;
3.
Strategi
dan metode apa saja yang dapat digunakan pada AUD untuk merangsang kecerdasan
logika matematikanya?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian stimulus dan rangsangan dalam kontek PAUD ;
2.
Untuk
mengetahui cara yang digunakan dalam merangsang kecerdasan logika matematika
AUD;
3.
Untuk
mengetahui secara jelas strategi yang dapat digunakan oleh guru atau orang tua
dalam merangsang kecerdasan logika matematika AUD.
D.
Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya Makalah Cara Merangsang Kecerdasan Logika
Matematika AUD ini adalah, sebagai berikut :
1.
Untuk
memenuhi tugas – tugas Mata Kuliah Pengembangan Logika Matematika AUD ;
2.
Untuk
pedoman pembaca dalam penyusunan Makalah;
3.
Untuk
meningkatkan bakat dan minat dalam hal kebahasaan dan menulis ;
4.
Agar
mahasiswa/i dapat memahami cara merangsang kecerdasan logika matematika anak
usia dini, dengan membaca makalah ini ;
5.
Sebagai
penilaian dosen terhadap wawasan dan pengetahuan yang didapat setelah diskusi
kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Stimulus atau Rangsangan
Rangsang atau stimulus adalah istilah yang
digunakan oleh psikologi untuk
menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon
tertentu, rangsang merupakan informasi yang dapat diindera
oleh panca indra. Rangsangan dapat menimbulkan efek yaitu berkembang dan
meningkatnya suatu aspek dan kecerdasan anak dengan catatan rangsangan yang
dilakukan pada anak usia dini rutin, secara terus menerus dan berkesinambungan.
Teori
Behaviorisme menggunakan istilah rangsang yang dipasangkan dengan respon dalam menjelaskan proses terbentuknya tingkah
laku. Rangsang adalah suatu hal yang datang dari lingkungan yang dapat
menyebabkan respon tertentu pada tingkah laku. Jika rangsang dan respon
dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang
dikondisikan. Sangat penting bagi guru dan orang tua memberikan stimulus atau
rangsangan kepada anak usia dini, dalam hal ini stimulus dan rangsangan yang
diberikan harus beragam, menarik dan seru bagi anak usia dini.
B.
Cara Merangsang Kecerdasan Logika Matematika AUD
Kecerdasan
logika matematika adalah salah satu dari 8 kecerdasan yang diungkapkan oleh
Howard Gardner yang mana kecerdasan ini menjadi kecerdasan utama yang harus di
tingkatkan, karena dengan meningkatnya kecerdasan logika matematika anak, maka
aspek perkembangan kognitif anak pun akan meningkat, dalam mengembangkan dan meningkatkan
kecerdasan logika matematika tentu kita perlu mengetahui berbagai cara yang
dapat dilakukan untuk merangsang kecerdasan ini.
Cara
merangsang kecerdasan logika matematika adalah dengan permainan, tentu dalam
pembelajaran anak usia dini permainan adalah salah satu cara penyampaian yang
sangat efektif, karena bermain adalah dunia bagi anak usia dini. Peran orang
tua sangatlah penting, karena dalam merangsang anak untuk meningkatkan
kecerdasan logika matematika tidak hanya berfokus pada guru yang hanya
melakukan rangsangan pada anak usia dini dalam waktu yang singkat.
Ketika
mengajarkan anak tentang bilangan angka, guru atau orang tua dapat menggunakan
buah-buahan, misal orang tua memiliki 3 buah apel maka orang tua memberi tahu
anak cara berhitung untuk mengetahui berapa jumlah yang di miliki. Dapat juga
melanjutkan dengan mengajari anak tentang pecahan, apabila 3 buah apel diminta
oleh ayah satu maka berapa buah apel yang tersisa, atau 1 buah apel yang
dimiliki harus dibagi dengan kakak maka buah harus dipotong agar sama-sama
dapat memakan buah apel.
Di bawah
ini adalah cara atau metode yang dapat dilakukan baik oleh guru maupun orang
tua dalam merangsang kecerdasan logika matematika anak usia dini :
1.
Bermain dan Permainan
Bermain dan permainan adalah
alternatif yang sangat populer dan paling sering digunakan pada anak usia dini
untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan dan kecerdasan. Dalam
mengembangkan aspek dan kecerdasan anak permainan yang disajikan haruslah
menarik, membangun suasana yang menyenangkan bagi anak. Salah satu permainan
yang dapat dilakukan adalah puzzle angka, kartu angka, mencocokkan angka dengan
lambang bilangan, dan banyak lagi. permainan di atas merupakan permainan
sederhana yang terlihat membosankan, tetapi dengan kreativitas dan inovasi dari
guru permainan tersebut dapat menjadi permainan yang sangat menyenangkan.
Penggunaan kartu angka terhadap
kemampuan berhitung permulaan, diantaranya anak mampu mengembangkan kemampuan
kognitifnya dengan baik, anak memiliki konsep berhitung dengan baik, dan anak
dapat mengembangkan segenap potensi yang dimiliki sesuai dengan kemampuaannya.
Hal ini penting karena perkembangan anak harus sesuai dengan taraf
perkembangan.
Keuntungan
penggunaan kartu angka (flashcard) : 1) dapat merangsang anak lebih
cepat mengenal angka. 2) membuat minat anak semakin menguat dalam menguasai
konsep bilangan. 3) merangsang kecerdasaan dan daya ingat anak. 4) mampu mengembangkan
kemampuan kognitif. 5) memiliki konsep berhitung dengan baik. 6)anak akan mengembangkan
segenap potensinya yang ada pada dirinya. 7) anak akan belajar mengenal urutan
bilangan dan pemahaman konsep angka denga baik. 8) anak akan lebih mudah
memahami konsep penambahan dan pengurangan dengan baik dengan menggunakan
gambar dan benda.[2] Dari uraian di
atas dapat di ketahui bahwa permainan kartu angka yang merupakan salah satu
contoh dari sekian banyak permainan, dapat mengembangkan kemampuan kognitif
serta konsep berhitung anak, yang mana kognitif merupakan aspek perkembangan
anak yang menyangkut kepada kecerdasan logika matematika.
2.
Eksperimen
Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan melakukan percobaan
secara langsung dan mengamati hasilnya.[3] Jadi dapat diartikan bahwa eksperimen adalah suatu
percobaan sederhana dengan alat dan bahan yang aman untuk mencari jawaban dari
suatu permasalahan yang terjadi dalam fenomena alam, digunakan bagi anak usia
dini dalam mengembangkan dan meningkatkan berbagai aspek pada diri anak
termasuk kecerdasan matematika anak.
Eksperimen
termasuk dalam satu metode yang dapat digunakan untuk erangsang kecerdasan
logika matematika, sebagaimana yang diungkapkan oleh H. E. Mulyasa dalam
bukunya Manajemen PAUD : Melalui eksperimen anak akan terlatih mengembangkan
kreativitas, kemampuan berpikir logis, senang mengamati, meningkatkan rasa
ingin tahu, dan kekaguman pada alam, ilmu pengetahuan dan Tuhan. Melalui
eksperimen sederhana anak akan menemukan hal ajaib dan menakjubkan. Hal ini
penting, karena dengan rasa takjub dan kekaguman akan rahasia alam inilah anak
akan tetap menyukai aktivitas belajar sampai tua. Melalui eksperimen pula anak
menemukan ide baru ataupun karya baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya.[4]
Berpikir logis dalam ungkapan ini merujuk pada logika matematika, karena pada
dasarnya kecerdasan logika matematika adalah cara seseorang untuk berpikir
secara jelas dari segi bidang bilangan. Karena salah satu ciri dalam kecerdasan
logika matematika adalah “Likes to do experiments
in science class or in free play” yang artinya “suka melakukan eksperimen di kelas sains atau dalam
permainan gratis”[5]. Jadi, sudah
jelas bahwa selain permainan eksperimen dapat meningkatkan kecerdasan logika
matematika anak.
3.
Bernyanyi
Bernyanyi
adalah alternatif lainnya yang dapat digunakan oleh guru sebagai alat
merangsang kecerdasan logika matematika anak, dalam dunia anak usia dini banyak
sekali lagu yang berhubungan dengan angka salah satunya adalah : aku mengenal
angka, balonku, satu-satu aku sayang ibu, dan lain-lain. sebagai contoh di
bawah ini lagu satu-satu aku sayang ibu :
Satu-satu aku sayang ibu,
Dua-dua aku sayang ayah
Tiga-tiga aku sayang adik kakak
Satu, dua, tiga aku sayang semuanya.
Metode
bernyanyi menurut Irawati juga dipraktekkan dalam pembelajaran ‘Funny
Learning’ atau belajar ceria. Ia mengatakan bahwa teori pendidikan terbaru
sekarang ini menggambarkan bentuk kerja otak akan maksimal jika kedua belahan
otak tersebut dipergunakan secara bersama-sama. Otak kanan yang memiliki
spesifikasi berpikir dan mengolah data seputar perasaan, emosi, seni dan musik.
Sedangkan otak belahan kiri merupakan spesifikasi cara berpikir logis,
sekuensial, linier dan rasional. Maka untuk menyeimbangkan penggunaan otak kiri
dan kanan dapat dicapai dengan memadukan antara spesifikasi pekerjaan otak kiri
dengan otak kanan.
4.
Drill dan Latihan
Metode ini dapat digunakan pada tahap
peningkatan keterampilan dan kecepatan berhitung siswa, terutama siswa sekolah dasar
pada topik operasi hitung bilangan. Metode ini dapat digunakan setelah tahap
penanaman konsep dan penguasaan konsep dalam pembelajaran. Pada tingkat anak
usia dini, guru dapat melatih anak dengan cara bercerita sembari berhitung,
misal dalam satu kelas ada 20 anak, maka guru akan bercerita tentang katak
dalam satu kelompok, pada suatu hari datang raja katak ingin mengetahui jumlah
rakyatnya, maka anak disuruh menghitung.
5.
Inkuiri
Metode inkuiri memiliki kesamaan dengan metode
penemuan dalam hal siswa menemukan sesuatu. Tetapi hasil yang ditemukan siswa
pada metode penemuan (discovery) adalah penemuan kembali, sedangkan
dalam inkuiri hasil penemuan benar-benar baru. Metode inkuiri ini dapat dilakukan dalam 4 tahap :
1)
Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan
teka-teki
2)
Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan
prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk
memecahkan pertanyaan, pernyataan, dan
masalah.
3)
Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang
baru dilaksanakan.
4)
Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk
dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain. Sebagai contoh
adalah menentukan banyaknya daun yang terambil saat berlati membiasakan diri
menjaga kebersihan lingkungan, menghitung banyaknya balok yang digunakan untuk
membangun sebuah rumah.
C.
Strategi dalam Merangsang Kecerdasan Logika Matematika AUD
Di
bawah ini ada 5 strategi yang dapat digunakan oleh guru dalam merangsang dan
meninngkatkan kecerdasan logika matematika anak :
1.
Perhitungan dan Kuantifikasi
Sejalan dengan upaya reformasi
sekolah, guru didorong untuk menemukan peluang untuk berbicara tentang angka
baik di dalam maupun di luar arena matematika dan sains. Seperti : Bahasa,
Agama, Olahraga. Bagaimana kita mencapai tujuan yang sama dalam sastra? kita
tidak harus memaksa koneksi yang tidak ada. Karena, betapa banyak novel, cerita
pendek, dan karya sastra lainnya yang merujuk pada angka. Dalam sebuah novel
karya Virginia Woolf, “To the Lighthouse”, ada penyebutan 50
poundsterling untuk memperbaiki atap rumah kaca. Bagaimana angka itu
diterjemahkan ke dalam Dollar US? Dalam sebuah cerita pendek oleh Doris
Lessing, “Through the Tunnel” seorang anak lelaki harus menghitung untuk
melihat berapa lama dia dapat tinggal di bawah air dan kemudian
membandingkannya dengan jumlah waktu yang dibutuhkan penyelam berpengalaman
untuk berenang melalui terowongan yang terendam.[6]
Lalu bagaimana dengan sastra yang ada di Indonesia, tak perlu khawatir banyak
dari cerita rakyat, novel, cerita pendek di Indonesia yang merujuk pada angka,
salah satunya hikayat Kancil dan buaya, cerpen Petani dan Serigala, dll. Masing-masing
bagian ini memberikan dasar bagi pemikiran matematis. Dengan menyelaraskan
angka-angka di tengah-tengah mata pelajaran non-matematis, kita dapat
melibatkan siswa untuk berpikir logis dengan lebih baik, dan siswa juga dapat
belajar untuk melihat bahwa matematika bukan hanya di kelas matematika tetapi
dalam kehidupan.
2.
Klasifikasi dan Kategorisasi
Pikiran yang logis dapat dirangsang
setiap kali informasi dimasukkan ke dalam beberapa jenis kerangka rasional,
apakah data menjadi linguistic, logical mathematical, spatial, atau jenis lainnya. Dalam unit sains tentang eksperimen,
dimana anak-anak akan melakukan pengamatan, pengelompokan dan pengukuran yang
mana kesemua itu adalah bentuk dari data logika matematika. Tentu dalam unit
ini tidak hanya menghasilkan pemikiran logis di bidang matematika tetapi juga
di bidang linguistik, spasial dan lainnya.
3.
Pertanyaan Socrates
Gerakan berpikir kritis telah
memberikan alternatif penting bagi citra tradisional guru sebagai penyebar
pengetahuan. Dalam pertanyaan Socrates, guru berfungsi sebagai penanya sudut
pandang siswa. The Greek sage Socrates adalah model untuk jenis
instruksi ini.[7] Selain itu guru juga
berpartisipasi dalam dialog atau guru sebagai penjelas apabila ada kesalahan
dalam jawaban anak. Dalam hal ini anak akan ditanyai pendapatnya tentang
pembelajaran yang dilakukan sebelumnya, misal anak ditanyai 2 + 2 =...., saat
anak menjawab salah, di sini partisipasi guru sangat penting. Guru tidak harus
menyalahkan anak, tetapi guru juga harus memberitahu jawaban yang sebenarnya
pada anak.
4.
Heuristik
Bidang heuristik mengacu pada koleksi
strategi yang longgar, aturan praktis, pedoman, dan saran untuk pemecahan
masalah yang logis. Dalam hal tujuan buku ini, bagaimanapun, heuristik dapat
dianggap sebagai strategi pengajaran/pembelajaran utama. Contoh prinsip
heuristik termasuk menemukan penyelesaian untuk masalah yang ingin dipecahkan,
memisahkan berbagai bagian masalah, mengusulkan solusi. Sementara aplikasi
heuristik yang paling jelas adalah di bidang matematika dan sains, prinsip
heuristik juga dapat digunakan dalam mata pelajaran selain ini. Salah satu
dalam bidang matematika adalah dengan cara memberikan sebuah wacana pada anak
usia dini melalui bercerita, contoh : ibu membeli satu kantung buah jeruk yang
berisi 15 buah, sesampainya di rumah 5 buah jeruk busuk. ibu memberikan 6 buah
kepada bibi, berapa buah yang masih dimiliki oleh ibu?. Dari contoh tersebut
anak akan berusaha menyelesaikan masalah perhitungan. sedangkan dalam mata
pelajaran sains, guru dapat menggunakan metode eksperimen sebagai salah satu
caranya. di sini anak akan berusaha berpikir logis dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematika.
5.
Pemikiran Sains
Sama seperti kita harus mencari
matematika di setiap bagian kurikulum, demikian juga seharusnya kita mencari
ide-ide ilmiah di bidang lain selain sains. Strategi ini sangat penting
mengingat penelitian menunjukkan bahwa hingga 70 persen orang dewasa tidak
memiliki pemahaman mendasar tentang proses ilmiah. Ada cara untuk menyebarkan
pemikiran sains di seluruh kurikulum. Salah satunya dengan eksperiment
sederhana, ekspolarasi, karyawisata yang mana akan merangsang pemikiran logika
matematika anak secara tidak langsung, karena dalam hal ini anak akan melakukan
proses pengamatan dan pengukuran. Di setiap bagian kurikulum, sains memberikan
sudut pandang lain yang dapat sangat memperkaya perspektif siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, stimulus adalah salah satu proses dalam
merespon dan mengakibatkan timbulnya tingkah laku pada anak usia dini, hal ini
harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Dalam merangsang
kecerdasan logika matematika anak, sangat penting bagi guru memiliki metode
yang menarik, seperti : bermain dan permainan, eksperimen, bernyanyi, drill dan
latihan, serta inkuiri. Metode ini harus disajikan secara menarik sesuai dengan
kreativitas serta inovasi dari guru dan orang tua.
Selain metode ada strategi yang dapat
dilakukan guru dan orang tua dalam merangsang kecerdasan logika matematika anak
usia dini, yaitu : perhitungan dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategorisasi,
pertanyaan socrates, heuristik, dan pemikiran sains. Sama halnya dengan metode,
strategi yang digunakan untuk anak usia dini juga harus menarik dan sesuai dengan
usia mereka, agar dalam proses pemberian rangsangan, anak usia dini dapat
memahami apa yang sedang ia pelajari meskipun pada dasrnya ia sedang bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong,
Thomas. 2009. Multiple Intelligences
In The Class Room. Virginia USA : Alexandria.
Burns, M.
2006. The I Hate Mathematics! Book. Boston: Little, Brown & Co.
Muhfarizuddin.
2017. Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Bermain Kartu
Angka Kelompok B Di TK Pembina Bangkinang Kota. FKIP-Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai Riau. Jurnal Obsesi Vol. 1, No. 1 62-71.(http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obsesi)
Mulyasa, H., E. 2016. Manajemen PAUD. Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Permendikbud
No. 146 tahun 2014, Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Tadkiroatun Musfiroh. Tanpa Tahun. Multiple Intelligences dan Implikasinya dalam Pendidikan. Pusdi PAUD, Lemlit UNY. (www.islamic-sources.com)
[1]
Thomas
Amstrong, Multiple Intelligences In The Class Room, (Virginia USA : Alexandria,
2009), h. 6
[2] Muhfarizuddin, Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak
Melalui Bermain Kartu Angka Kelompok B Di TK Pembina Bangkinang Kota,
FKIP-Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau, Jurnal Obsesi Vol. 1, No. 1
62-71, 2017, h. 65-66
[3] Permendikbud No. 146 tahun 2014, Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini, salinan lampiran IV, h. 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar