12/03/2018

STRATEGI PEMBIASAAN, MEDIA, DAN EVALUASI PEMBELAJARAN LOGIKA MATEMATIKA


Kelompok 3 Kelas C/V

CARA MERANGSANG KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA AUD
 
Dosen : Ramadhana Komala, M.Si.
Disusun Oleh :
Arini Asari                                      1611070130
Devi Kurniawati                             1611070119
Siti Komariyah                                1611070155
Weny dwi Lestari                           1611070140

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG
2018/2019







BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Setiap anak usia dini memiliki kecerdasan dalam diri mereka, dan kecerdasan ini sangat penting untuk di kembangkan. Menurut Gardner ada 8 kecerdasan (Multiple Intelligences) dan salah satunya adalah logika matematika (Logical - Mathematical) yang mana pada kecerdasan ini mengutamakan pengenalan angka, lambang bilangan, numberic.[1] Kecerdasan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan aspek kognitif anak, maka dari itu sangat penting untuk menentukan rangsangan atau stimulus apa yang akan digunakan dalam meningkatkannya.
Anak usia dini sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan ini, agar di masa yang akan datang anak dapat menentukan skill serta pekerjaan yang cocok untuknya. Dalam hal ini ransangan atau stimulus yang banyak digunakan adalah dengan bermain, mengapa bermain? karena dengan bermain anak akan nyaaman dan tidak tertekan dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika, dan permainan adalah salah satu media yang sangat berperan penting untuk meningkatkan berbagai aspek dan kecerdasan anak.
Merangsang atau menstimulus kecerdasan logika matematika anak, membutuhkan strategi dan metode yang sesuai baik dengan usia maupun kemampuan anak. Maka, sangat perlu dilakukan penilaian dan asessment untuk mengetahui seberapa meningkatnya kecerdasan anak, sehingga kita dapat menentukan strategi serta metode yang digunakan untuk merangsang kecerdasan logika matematika anak usia dini.



B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian stimulus? ;
2.      Bagaimana cara merangsang kecerdasan logika matematika AUD? ;
3.      Strategi dan metode apa saja yang dapat digunakan pada AUD untuk merangsang kecerdasan logika matematikanya?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian stimulus dan rangsangan dalam kontek PAUD ;
2.      Untuk mengetahui cara yang digunakan dalam merangsang kecerdasan logika matematika AUD;
3.      Untuk mengetahui secara jelas strategi yang dapat digunakan oleh guru atau orang tua dalam merangsang kecerdasan logika matematika AUD.

D.  Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya Makalah Cara Merangsang Kecerdasan Logika Matematika AUD ini adalah, sebagai berikut :
1.    Untuk memenuhi tugas – tugas Mata Kuliah Pengembangan Logika Matematika AUD ;
2.    Untuk pedoman pembaca dalam penyusunan Makalah;
3.    Untuk meningkatkan bakat dan minat dalam hal kebahasaan dan menulis ;
4.    Agar mahasiswa/i dapat memahami cara merangsang kecerdasan logika matematika anak usia dini, dengan membaca makalah ini ;
5.    Sebagai penilaian dosen terhadap wawasan dan pengetahuan yang didapat setelah diskusi kelompok.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Stimulus atau Rangsangan
Rangsang atau stimulus adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu, rangsang merupakan informasi yang dapat diindera oleh panca indra. Rangsangan dapat menimbulkan efek yaitu berkembang dan meningkatnya suatu aspek dan kecerdasan anak dengan catatan rangsangan yang dilakukan pada anak usia dini rutin, secara terus menerus dan berkesinambungan.
Teori Behaviorisme menggunakan istilah rangsang yang dipasangkan dengan respon dalam menjelaskan proses terbentuknya tingkah laku. Rangsang adalah suatu hal yang datang dari lingkungan yang dapat menyebabkan respon tertentu pada tingkah laku. Jika rangsang dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan. Sangat penting bagi guru dan orang tua memberikan stimulus atau rangsangan kepada anak usia dini, dalam hal ini stimulus dan rangsangan yang diberikan harus beragam, menarik dan seru bagi anak usia dini.

B.  Cara Merangsang Kecerdasan Logika Matematika AUD
Kecerdasan logika matematika adalah salah satu dari 8 kecerdasan yang diungkapkan oleh Howard Gardner yang mana kecerdasan ini menjadi kecerdasan utama yang harus di tingkatkan, karena dengan meningkatnya kecerdasan logika matematika anak, maka aspek perkembangan kognitif anak pun akan meningkat, dalam mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan logika matematika tentu kita perlu mengetahui berbagai cara yang dapat dilakukan untuk merangsang kecerdasan ini.
Cara merangsang kecerdasan logika matematika adalah dengan permainan, tentu dalam pembelajaran anak usia dini permainan adalah salah satu cara penyampaian yang sangat efektif, karena bermain adalah dunia bagi anak usia dini. Peran orang tua sangatlah penting, karena dalam merangsang anak untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika tidak hanya berfokus pada guru yang hanya melakukan rangsangan pada anak usia dini dalam waktu yang singkat.
Ketika mengajarkan anak tentang bilangan angka, guru atau orang tua dapat menggunakan buah-buahan, misal orang tua memiliki 3 buah apel maka orang tua memberi tahu anak cara berhitung untuk mengetahui berapa jumlah yang di miliki. Dapat juga melanjutkan dengan mengajari anak tentang pecahan, apabila 3 buah apel diminta oleh ayah satu maka berapa buah apel yang tersisa, atau 1 buah apel yang dimiliki harus dibagi dengan kakak maka buah harus dipotong agar sama-sama dapat memakan buah apel.
Di bawah ini adalah cara atau metode yang dapat dilakukan baik oleh guru maupun orang tua dalam merangsang kecerdasan logika matematika anak usia dini :
1.      Bermain dan Permainan
Bermain dan permainan adalah alternatif yang sangat populer dan paling sering digunakan pada anak usia dini untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan dan kecerdasan. Dalam mengembangkan aspek dan kecerdasan anak permainan yang disajikan haruslah menarik, membangun suasana yang menyenangkan bagi anak. Salah satu permainan yang dapat dilakukan adalah puzzle angka, kartu angka, mencocokkan angka dengan lambang bilangan, dan banyak lagi. permainan di atas merupakan permainan sederhana yang terlihat membosankan, tetapi dengan kreativitas dan inovasi dari guru permainan tersebut dapat menjadi permainan yang sangat menyenangkan.
Penggunaan kartu angka terhadap kemampuan berhitung permulaan, diantaranya anak mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan baik, anak memiliki konsep berhitung dengan baik, dan anak dapat mengembangkan segenap potensi yang dimiliki sesuai dengan kemampuaannya. Hal ini penting karena perkembangan anak harus sesuai dengan taraf perkembangan.
Keuntungan penggunaan kartu angka (flashcard) : 1) dapat merangsang anak lebih cepat mengenal angka. 2) membuat minat anak semakin menguat dalam menguasai konsep bilangan. 3) merangsang kecerdasaan dan daya ingat anak. 4) mampu mengembangkan kemampuan kognitif. 5) memiliki konsep berhitung  dengan baik. 6)anak akan mengembangkan segenap potensinya yang ada pada dirinya. 7) anak akan belajar mengenal urutan bilangan dan pemahaman konsep angka denga baik. 8) anak akan lebih mudah memahami konsep penambahan dan pengurangan dengan baik dengan menggunakan gambar dan benda.[2] Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa permainan kartu angka yang merupakan salah satu contoh dari sekian banyak permainan, dapat mengembangkan kemampuan kognitif serta konsep berhitung anak, yang mana kognitif merupakan aspek perkembangan anak yang menyangkut kepada kecerdasan logika matematika.
2.         Eksperimen
Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan melakukan percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya.[3] Jadi dapat diartikan bahwa eksperimen adalah suatu percobaan sederhana dengan alat dan bahan yang aman untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan yang terjadi dalam fenomena alam, digunakan bagi anak usia dini dalam mengembangkan dan meningkatkan berbagai aspek pada diri anak termasuk kecerdasan matematika anak.
Eksperimen termasuk dalam satu metode yang dapat digunakan untuk erangsang kecerdasan logika matematika, sebagaimana yang diungkapkan oleh H. E. Mulyasa dalam bukunya Manajemen PAUD : Melalui eksperimen anak akan terlatih mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir logis, senang mengamati, meningkatkan rasa ingin tahu, dan kekaguman pada alam, ilmu pengetahuan dan Tuhan. Melalui eksperimen sederhana anak akan menemukan hal ajaib dan menakjubkan. Hal ini penting, karena dengan rasa takjub dan kekaguman akan rahasia alam inilah anak akan tetap menyukai aktivitas belajar sampai tua. Melalui eksperimen pula anak menemukan ide baru ataupun karya baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya.[4] Berpikir logis dalam ungkapan ini merujuk pada logika matematika, karena pada dasarnya kecerdasan logika matematika adalah cara seseorang untuk berpikir secara jelas dari segi bidang bilangan. Karena salah satu ciri dalam kecerdasan logika matematika adalah Likes to do experiments in science class or in free play yang artinya “suka melakukan eksperimen di kelas sains atau dalam permainan gratis”[5]. Jadi, sudah jelas bahwa selain permainan eksperimen dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika anak.
3.      Bernyanyi
Bernyanyi adalah alternatif lainnya yang dapat digunakan oleh guru sebagai alat merangsang kecerdasan logika matematika anak, dalam dunia anak usia dini banyak sekali lagu yang berhubungan dengan angka salah satunya adalah : aku mengenal angka, balonku, satu-satu aku sayang ibu, dan lain-lain. sebagai contoh di bawah ini lagu satu-satu aku sayang ibu :
Satu-satu aku sayang ibu,
Dua-dua aku sayang ayah
Tiga-tiga aku sayang adik kakak
Satu, dua, tiga aku sayang semuanya.
Metode bernyanyi menurut Irawati juga dipraktekkan dalam pembelajaran ‘Funny Learning’ atau belajar ceria. Ia mengatakan bahwa teori pendidikan terbaru sekarang ini menggambarkan bentuk kerja otak akan maksimal jika kedua belahan otak tersebut dipergunakan secara bersama-sama. Otak kanan yang memiliki spesifikasi berpikir dan mengolah data seputar perasaan, emosi, seni dan musik. Sedangkan otak belahan kiri merupakan spesifikasi cara berpikir logis, sekuensial, linier dan rasional. Maka untuk menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan kanan dapat dicapai dengan memadukan antara spesifikasi pekerjaan otak kiri dengan otak kanan.
4.      Drill dan Latihan
Metode ini dapat digunakan pada tahap peningkatan keterampilan dan kecepatan berhitung siswa, terutama siswa sekolah dasar pada topik operasi hitung bilangan. Metode ini dapat digunakan setelah tahap penanaman konsep dan penguasaan konsep dalam pembelajaran. Pada tingkat anak usia dini, guru dapat melatih anak dengan cara bercerita sembari berhitung, misal dalam satu kelas ada 20 anak, maka guru akan bercerita tentang katak dalam satu kelompok, pada suatu hari datang raja katak ingin mengetahui jumlah rakyatnya, maka anak disuruh menghitung.
5.      Inkuiri
Metode inkuiri memiliki kesamaan dengan metode penemuan dalam hal siswa menemukan sesuatu. Tetapi hasil yang ditemukan siswa pada metode penemuan (discovery) adalah penemuan kembali, sedangkan dalam inkuiri hasil penemuan benar-benar baru. Metode inkuiri ini dapat dilakukan dalam 4 tahap :
1)      Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan teka-teki
2)      Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan, dan masalah.
3)      Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru dilaksanakan.
4)      Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain. Sebagai contoh adalah menentukan banyaknya daun yang terambil saat berlati membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan, menghitung banyaknya balok yang digunakan untuk membangun sebuah rumah.



C.  Strategi dalam Merangsang Kecerdasan Logika Matematika AUD
Di bawah ini ada 5 strategi yang dapat digunakan oleh guru dalam merangsang dan meninngkatkan kecerdasan logika matematika anak :
1.      Perhitungan dan Kuantifikasi
Sejalan dengan upaya reformasi sekolah, guru didorong untuk menemukan peluang untuk berbicara tentang angka baik di dalam maupun di luar arena matematika dan sains. Seperti : Bahasa, Agama, Olahraga. Bagaimana kita mencapai tujuan yang sama dalam sastra? kita tidak harus memaksa koneksi yang tidak ada. Karena, betapa banyak novel, cerita pendek, dan karya sastra lainnya yang merujuk pada angka. Dalam sebuah novel karya Virginia Woolf, “To the Lighthouse”, ada penyebutan 50 poundsterling untuk memperbaiki atap rumah kaca. Bagaimana angka itu diterjemahkan ke dalam Dollar US? Dalam sebuah cerita pendek oleh Doris Lessing, “Through the Tunnel” seorang anak lelaki harus menghitung untuk melihat berapa lama dia dapat tinggal di bawah air dan kemudian membandingkannya dengan jumlah waktu yang dibutuhkan penyelam berpengalaman untuk berenang melalui terowongan yang terendam.[6] Lalu bagaimana dengan sastra yang ada di Indonesia, tak perlu khawatir banyak dari cerita rakyat, novel, cerita pendek di Indonesia yang merujuk pada angka, salah satunya hikayat Kancil dan buaya, cerpen Petani dan Serigala, dll. Masing-masing bagian ini memberikan dasar bagi pemikiran matematis. Dengan menyelaraskan angka-angka di tengah-tengah mata pelajaran non-matematis, kita dapat melibatkan siswa untuk berpikir logis dengan lebih baik, dan siswa juga dapat belajar untuk melihat bahwa matematika bukan hanya di kelas matematika tetapi dalam kehidupan.
2.      Klasifikasi dan Kategorisasi
Pikiran yang logis dapat dirangsang setiap kali informasi dimasukkan ke dalam beberapa jenis kerangka rasional, apakah data menjadi linguistic, logical mathematical, spatial, atau jenis lainnya. Dalam unit sains tentang eksperimen, dimana anak-anak akan melakukan pengamatan, pengelompokan dan pengukuran yang mana kesemua itu adalah bentuk dari data logika matematika. Tentu dalam unit ini tidak hanya menghasilkan pemikiran logis di bidang matematika tetapi juga di bidang linguistik, spasial dan lainnya.
3.      Pertanyaan Socrates
Gerakan berpikir kritis telah memberikan alternatif penting bagi citra tradisional guru sebagai penyebar pengetahuan. Dalam pertanyaan Socrates, guru berfungsi sebagai penanya sudut pandang siswa. The Greek sage Socrates adalah model untuk jenis instruksi ini.[7] Selain itu guru juga berpartisipasi dalam dialog atau guru sebagai penjelas apabila ada kesalahan dalam jawaban anak. Dalam hal ini anak akan ditanyai pendapatnya tentang pembelajaran yang dilakukan sebelumnya, misal anak ditanyai 2 + 2 =...., saat anak menjawab salah, di sini partisipasi guru sangat penting. Guru tidak harus menyalahkan anak, tetapi guru juga harus memberitahu jawaban yang sebenarnya pada anak.
4.      Heuristik
Bidang heuristik mengacu pada koleksi strategi yang longgar, aturan praktis, pedoman, dan saran untuk pemecahan masalah yang logis. Dalam hal tujuan buku ini, bagaimanapun, heuristik dapat dianggap sebagai strategi pengajaran/pembelajaran utama. Contoh prinsip heuristik termasuk menemukan penyelesaian untuk masalah yang ingin dipecahkan, memisahkan berbagai bagian masalah, mengusulkan solusi. Sementara aplikasi heuristik yang paling jelas adalah di bidang matematika dan sains, prinsip heuristik juga dapat digunakan dalam mata pelajaran selain ini. Salah satu dalam bidang matematika adalah dengan cara memberikan sebuah wacana pada anak usia dini melalui bercerita, contoh : ibu membeli satu kantung buah jeruk yang berisi 15 buah, sesampainya di rumah 5 buah jeruk busuk. ibu memberikan 6 buah kepada bibi, berapa buah yang masih dimiliki oleh ibu?. Dari contoh tersebut anak akan berusaha menyelesaikan masalah perhitungan. sedangkan dalam mata pelajaran sains, guru dapat menggunakan metode eksperimen sebagai salah satu caranya. di sini anak akan berusaha berpikir logis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika.
5.      Pemikiran Sains
Sama seperti kita harus mencari matematika di setiap bagian kurikulum, demikian juga seharusnya kita mencari ide-ide ilmiah di bidang lain selain sains. Strategi ini sangat penting mengingat penelitian menunjukkan bahwa hingga 70 persen orang dewasa tidak memiliki pemahaman mendasar tentang proses ilmiah. Ada cara untuk menyebarkan pemikiran sains di seluruh kurikulum. Salah satunya dengan eksperiment sederhana, ekspolarasi, karyawisata yang mana akan merangsang pemikiran logika matematika anak secara tidak langsung, karena dalam hal ini anak akan melakukan proses pengamatan dan pengukuran. Di setiap bagian kurikulum, sains memberikan sudut pandang lain yang dapat sangat memperkaya perspektif siswa.













BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, stimulus adalah salah satu proses dalam merespon dan mengakibatkan timbulnya tingkah laku pada anak usia dini, hal ini harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Dalam merangsang kecerdasan logika matematika anak, sangat penting bagi guru memiliki metode yang menarik, seperti : bermain dan permainan, eksperimen, bernyanyi, drill dan latihan, serta inkuiri. Metode ini harus disajikan secara menarik sesuai dengan kreativitas serta inovasi dari guru dan orang tua.
       Selain metode ada strategi yang dapat dilakukan guru dan orang tua dalam merangsang kecerdasan logika matematika anak usia dini, yaitu : perhitungan dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategorisasi, pertanyaan socrates, heuristik, dan pemikiran sains. Sama halnya dengan metode, strategi yang digunakan untuk anak usia dini juga harus menarik dan sesuai dengan usia mereka, agar dalam proses pemberian rangsangan, anak usia dini dapat memahami apa yang sedang ia pelajari meskipun pada dasrnya ia sedang bermain.








DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Thomas. 2009.  Multiple Intelligences In The Class Room. Virginia USA : Alexandria.
Burns, M. 2006. The I Hate Mathematics! Book. Boston: Little, Brown & Co.
Muhfarizuddin. 2017. Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Bermain Kartu Angka Kelompok B Di TK Pembina Bangkinang Kota. FKIP-Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau. Jurnal Obsesi Vol. 1, No. 1 62-71.(http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obsesi)
Mulyasa, H., E. 2016.  Manajemen PAUD. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
Permendikbud No. 146 tahun 2014, Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Tadkiroatun Musfiroh. Tanpa Tahun. Multiple Intelligences dan Implikasinya dalam Pendidikan. Pusdi PAUD, Lemlit UNY. (www.islamic-sources.com)




[1] Thomas Amstrong, Multiple Intelligences In The Class Room, (Virginia USA : Alexandria, 2009), h. 6
[2]  Muhfarizuddin, Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Bermain Kartu Angka Kelompok B Di TK Pembina Bangkinang Kota, FKIP-Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau, Jurnal Obsesi Vol. 1, No. 1 62-71, 2017, h. 65-66
[3]  Permendikbud No. 146 tahun 2014, Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, salinan lampiran IV, h. 5
[4]  H. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), h. 110
[5]  Thomas Amstrong, Multiple..., h. 35
[6]  Thomas Amstrong, Multiple...., h. 77
[7]  Thomas Amstrong, Multiple...., h. 78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar